tersilau cahaya sendiri

mungkin memang sekian tipis karena ketidak mau tauan..tapi sungguh,itu bukan transparan,bahkan jelas sangat 'merah'
apa merabun kah buta?


MAAF
benar bodoh


keterlambatan sangat,mengenali putih..silau habis dari negeri bintang yg sedang (merasa) bersinar-sinarnya


alih-alih warna sekalem itu..bahkan 'merah' (mungkin darah) yg tak kunjung pudar pun luput,padahal di sekeliling..bergandeng pula,tak ada kapas dan es batu..malah garam dari air laut,yg biru..tapi ternyata tak menempatkan dg benar (lha dijadikan ganti alkohol buat ngelap luka)


tak kan jelas senja menjingga jika tak berawal dari cerah dalam sehari
pun tiada fajar menjingga jika dini hari bintang berselimut


ah lagi-lagi hanya bisa bilang terlambat..tapi beruntung,tak tersampai memudarkan jingga..masih tersisa serpihan saat hampir d penghujung gelap,subhanallah


kadang menangis tiada mengubah episode,tapi mungkin perlu mata setengah berat untuk membuncahkan kebodohan ke ujung kepala,sampai menembus sekalian biar celah mampu terlewati cahaya 'Atas',meski segaris saja..karna tak cukup setitik


MAAF (mungkin terasa hanya,tapi benar MAAF)


mungkin redup yg bersahaja memang lebih indah dari gemerlap seluruh cahaya, sekalipun telah membias rekat (untukku)
ya,bukan redup..semoga teduh





perbincangan lain..
ketika sudut cahaya pertama mencapai batu dudukku..itulah pembimbing jalan pulangku
bukan kah begitu rekan bertapa?? :D

Kabut milik Rinai

Bawakan turun,kabut yg paling putih yg terpekat..tapi tak tersampai mengkristal menjadi awan..genggamkanlah walau sekadar tersisa basah tersampai dataranku



rengka sudah tanah yg tiada tumbuh lumut..hujan pun tak mempan resap sekadar permukaan
bagaimana semua ini terasa kering?meski musim berganti basah..sudah februari



bungkuskan kabut berbalut aroma cemara yg paling sejuk..tidak! dingin sekalipun,ikatlah erat hingga terjangkau tepat di hadapku



mata yg kian merah..merindu teduh
bagaimana semua ini terasa perih? meski bulir selalu rela merintik..walau angin mengalah memilih sepoi,sudah hampir sampai



tadahkan kabut yg sudah mencair yg paling menggelora.yg terujung,hijau termuda..selamatkan tetesan beningnya hingga meleleh di sela jemariku



terlanjur kaku..tiada menari mencipta bahasa tulis
bagaimana semua ini terasa nyeri? meski pijatan tersalur lewat jabat tangan..



rekamkan kisah kelana tempat sendu yg tersyahdu..ingatlah utuh hingga terbisik untukku
bukankah tlah kutitip jiwaku turut tertawa,memasak,kuyup,berujung pening disitu?



kantungkan rapi salam hujan es terdingin,percik terlembut seribu air terjun,gigil membiru terbeku milik tempat itu
biar terangkum berbaur kepingan kalbu menjadikan hangat..sedikit saja,lantas lumer tapi masih dan selalu dingin




ku tunggu
aku membutuhkannya,perombak bahan bakar alamku..sepekan lalu,terbuncah seperti anak panah segala arah,entah adakah yg tepat bidikan..ato baik hati menangkapnya,semoga..lantas menghujamkannya pada tiap pemberat kelabu masing-masing
kuharap berhasil,dan memang begitu..tapi sedikit ^^


sepekan kesini,sisa-sisa yg makin menguap kerana sunyi..kuhimpun utk episode yg masih berlanjut


akan kutunggu..
sekotak oleh-oleh berwarna itu,melodi yg menjanjikan..ceria pencipta karya



pulanglah..
segera sebelum esok


yg menunggu :
Rinai,boneka beruang madu biru muda,ayunan,petir mengadu pada hujan

aku,boneka beruang madu jingga,coklat pasta,tepian jendela,gerimis kebas