Agent Smith:
Why, Mr. Anderson? Why do you do it? Why get up? Why keep fighting? Do you believe you're fighting for something? For more than your survival? Can you tell me what it is? Do you even know? Is it freedom? Or truth? Perhaps peace? Yes? No? Could it be for love? Illusions, Mr. Anderson. Vagaries of perception. The temporary constructs of a feeble human intellect trying desperately to justify an existence that is without meaning or purpose. And all of them as artificial as the Matrix itself, although only a human mind could invent something as insipid as love. You must be able to see it, Mr. Anderson. You must know it by now. You can't win. It's pointless to keep fighting. Why, Mr. Anderson? Why? Why do you persist?
Neo:
Because I choose to.
Neo:
I just have never...
Rama-Kandra:
...heard a program speak of love?
Neo:
It's a... human emotion.
Rama-Kandra:
No, it is a word. What matters is the connection the word implies. I see that you are in love. Can you tell me what you would give to hold on to that connection?
Neo:
Anything.
Rama-Kandra:
Then perhaps the reason you're here is not so different from the reason I'm here.
Choice
Posted in
CERMIN LANGIT,
FORMASI BANGAU
Diposting oleh
jingga penjaga senja
on Sabtu, 25 Desember 2010
di
19.29
tersilau cahaya sendiri
Posted in
CERMIN LANGIT,
FORMASI BANGAU,
SENJA TENGGELAM
Diposting oleh
jingga penjaga senja
on Rabu, 24 Februari 2010
di
23.00
mungkin memang sekian tipis karena ketidak mau tauan..tapi sungguh,itu bukan transparan,bahkan jelas sangat 'merah'
apa merabun kah buta?
MAAF
benar bodoh
keterlambatan sangat,mengenali putih..silau habis dari negeri bintang yg sedang (merasa) bersinar-sinarnya
alih-alih warna sekalem itu..bahkan 'merah' (mungkin darah) yg tak kunjung pudar pun luput,padahal di sekeliling..bergandeng pula,tak ada kapas dan es batu..malah garam dari air laut,yg biru..tapi ternyata tak menempatkan dg benar (lha dijadikan ganti alkohol buat ngelap luka)
tak kan jelas senja menjingga jika tak berawal dari cerah dalam sehari
pun tiada fajar menjingga jika dini hari bintang berselimut
ah lagi-lagi hanya bisa bilang terlambat..tapi beruntung,tak tersampai memudarkan jingga..masih tersisa serpihan saat hampir d penghujung gelap,subhanallah
kadang menangis tiada mengubah episode,tapi mungkin perlu mata setengah berat untuk membuncahkan kebodohan ke ujung kepala,sampai menembus sekalian biar celah mampu terlewati cahaya 'Atas',meski segaris saja..karna tak cukup setitik
MAAF (mungkin terasa hanya,tapi benar MAAF)
mungkin redup yg bersahaja memang lebih indah dari gemerlap seluruh cahaya, sekalipun telah membias rekat (untukku)
ya,bukan redup..semoga teduh
perbincangan lain..
ketika sudut cahaya pertama mencapai batu dudukku..itulah pembimbing jalan pulangku
bukan kah begitu rekan bertapa?? :D
apa merabun kah buta?
MAAF
benar bodoh
keterlambatan sangat,mengenali putih..silau habis dari negeri bintang yg sedang (merasa) bersinar-sinarnya
alih-alih warna sekalem itu..bahkan 'merah' (mungkin darah) yg tak kunjung pudar pun luput,padahal di sekeliling..bergandeng pula,tak ada kapas dan es batu..malah garam dari air laut,yg biru..tapi ternyata tak menempatkan dg benar (lha dijadikan ganti alkohol buat ngelap luka)
tak kan jelas senja menjingga jika tak berawal dari cerah dalam sehari
pun tiada fajar menjingga jika dini hari bintang berselimut
ah lagi-lagi hanya bisa bilang terlambat..tapi beruntung,tak tersampai memudarkan jingga..masih tersisa serpihan saat hampir d penghujung gelap,subhanallah
kadang menangis tiada mengubah episode,tapi mungkin perlu mata setengah berat untuk membuncahkan kebodohan ke ujung kepala,sampai menembus sekalian biar celah mampu terlewati cahaya 'Atas',meski segaris saja..karna tak cukup setitik
MAAF (mungkin terasa hanya,tapi benar MAAF)
mungkin redup yg bersahaja memang lebih indah dari gemerlap seluruh cahaya, sekalipun telah membias rekat (untukku)
ya,bukan redup..semoga teduh
perbincangan lain..
ketika sudut cahaya pertama mencapai batu dudukku..itulah pembimbing jalan pulangku
bukan kah begitu rekan bertapa?? :D
Kabut milik Rinai
Posted in
CERMIN LANGIT,
TEMARAM,
TRANSISI CAKRAWALA
Diposting oleh
jingga penjaga senja
on Jumat, 05 Februari 2010
di
21.47
Bawakan turun,kabut yg paling putih yg terpekat..tapi tak tersampai mengkristal menjadi awan..genggamkanlah walau sekadar tersisa basah tersampai dataranku
rengka sudah tanah yg tiada tumbuh lumut..hujan pun tak mempan resap sekadar permukaan
bagaimana semua ini terasa kering?meski musim berganti basah..sudah februari
bungkuskan kabut berbalut aroma cemara yg paling sejuk..tidak! dingin sekalipun,ikatlah erat hingga terjangkau tepat di hadapku
mata yg kian merah..merindu teduh
bagaimana semua ini terasa perih? meski bulir selalu rela merintik..walau angin mengalah memilih sepoi,sudah hampir sampai
tadahkan kabut yg sudah mencair yg paling menggelora.yg terujung,hijau termuda..selamatkan tetesan beningnya hingga meleleh di sela jemariku
terlanjur kaku..tiada menari mencipta bahasa tulis
bagaimana semua ini terasa nyeri? meski pijatan tersalur lewat jabat tangan..
rekamkan kisah kelana tempat sendu yg tersyahdu..ingatlah utuh hingga terbisik untukku
bukankah tlah kutitip jiwaku turut tertawa,memasak,kuyup,berujung pening disitu?
kantungkan rapi salam hujan es terdingin,percik terlembut seribu air terjun,gigil membiru terbeku milik tempat itu
biar terangkum berbaur kepingan kalbu menjadikan hangat..sedikit saja,lantas lumer tapi masih dan selalu dingin
ku tunggu
aku membutuhkannya,perombak bahan bakar alamku..sepekan lalu,terbuncah seperti anak panah segala arah,entah adakah yg tepat bidikan..ato baik hati menangkapnya,semoga..lantas menghujamkannya pada tiap pemberat kelabu masing-masing
kuharap berhasil,dan memang begitu..tapi sedikit ^^
sepekan kesini,sisa-sisa yg makin menguap kerana sunyi..kuhimpun utk episode yg masih berlanjut
akan kutunggu..
sekotak oleh-oleh berwarna itu,melodi yg menjanjikan..ceria pencipta karya
pulanglah..
segera sebelum esok
yg menunggu :
Rinai,boneka beruang madu biru muda,ayunan,petir mengadu pada hujan
aku,boneka beruang madu jingga,coklat pasta,tepian jendela,gerimis kebas
rengka sudah tanah yg tiada tumbuh lumut..hujan pun tak mempan resap sekadar permukaan
bagaimana semua ini terasa kering?meski musim berganti basah..sudah februari
bungkuskan kabut berbalut aroma cemara yg paling sejuk..tidak! dingin sekalipun,ikatlah erat hingga terjangkau tepat di hadapku
mata yg kian merah..merindu teduh
bagaimana semua ini terasa perih? meski bulir selalu rela merintik..walau angin mengalah memilih sepoi,sudah hampir sampai
tadahkan kabut yg sudah mencair yg paling menggelora.yg terujung,hijau termuda..selamatkan tetesan beningnya hingga meleleh di sela jemariku
terlanjur kaku..tiada menari mencipta bahasa tulis
bagaimana semua ini terasa nyeri? meski pijatan tersalur lewat jabat tangan..
rekamkan kisah kelana tempat sendu yg tersyahdu..ingatlah utuh hingga terbisik untukku
bukankah tlah kutitip jiwaku turut tertawa,memasak,kuyup,berujung pening disitu?
kantungkan rapi salam hujan es terdingin,percik terlembut seribu air terjun,gigil membiru terbeku milik tempat itu
biar terangkum berbaur kepingan kalbu menjadikan hangat..sedikit saja,lantas lumer tapi masih dan selalu dingin
ku tunggu
aku membutuhkannya,perombak bahan bakar alamku..sepekan lalu,terbuncah seperti anak panah segala arah,entah adakah yg tepat bidikan..ato baik hati menangkapnya,semoga..lantas menghujamkannya pada tiap pemberat kelabu masing-masing
kuharap berhasil,dan memang begitu..tapi sedikit ^^
sepekan kesini,sisa-sisa yg makin menguap kerana sunyi..kuhimpun utk episode yg masih berlanjut
akan kutunggu..
sekotak oleh-oleh berwarna itu,melodi yg menjanjikan..ceria pencipta karya
pulanglah..
segera sebelum esok
yg menunggu :
Rinai,boneka beruang madu biru muda,ayunan,petir mengadu pada hujan
aku,boneka beruang madu jingga,coklat pasta,tepian jendela,gerimis kebas
yang berlanjut..
Posted in
EPISENTRUM AMBANG,
FORMASI BANGAU,
TEMARAM,
TRANSISI CAKRAWALA
Diposting oleh
jingga penjaga senja
on Jumat, 22 Januari 2010
di
08.40
tercekat pita irama
tergagap muara nada
tersengal desah dzikir urung bersuara..(hanya) berbisik
serial malam berkelanjutan, dua pementasan..sama para bintang
kebat-kebit tarian cahaya kalbu,panik sang penjaga nyala
reka ulang seluruh nyata..bukan! tiada terlaksana (belum)
(mungkin) ingin yg enggan menyentuh sadar
baru beberapa senja..tertidur
pikirku selamanya,mati suri ternyata
kembali..
khayalan lebih tinggi
gema jauh bergempita
serak melodi tawa diatas biasa
dan..hangat atmosfer jiwa menjulur dari tiap mata yg saling menatap,berpilin,mencipta episentrum,meluruh angkuh pemiliknya
selalu..
bilamana terkabul?ah..mungkin terlalu lancang
baiklah..berpenghujung segera kah?
rapuh kian lapuk..
riang terjamin hilang..
bulir makin tak tersampai hilir..
andai tak kunjung akhir
remang terjadikah terang?atau temaram terbentuk padam?
mengusahakan sirna atau menjadikan ada?masih tak mengerti hakikat bunga malam (bukan!) tapi cermin ingin
yg ku tau,indah tapi meracuni
yg ku tangkap,gembira tapi maya
yg ku paham,ini bukan kejadian..
terakhir,
haruskah mencari tau atas makna serupa pengandaian..ilusi,ah lebih parahnya..fantasi
hanya mengikis kuat, melebur rencana lusa
terlelaplah..sepulas mimpi itu sendiri,tertahanlah..sedalam 'andai' itu terbenam
jika tidak
binasa
itu sisanya
tergagap muara nada
tersengal desah dzikir urung bersuara..(hanya) berbisik
serial malam berkelanjutan, dua pementasan..sama para bintang
kebat-kebit tarian cahaya kalbu,panik sang penjaga nyala
reka ulang seluruh nyata..bukan! tiada terlaksana (belum)
(mungkin) ingin yg enggan menyentuh sadar
baru beberapa senja..tertidur
pikirku selamanya,mati suri ternyata
kembali..
khayalan lebih tinggi
gema jauh bergempita
serak melodi tawa diatas biasa
dan..hangat atmosfer jiwa menjulur dari tiap mata yg saling menatap,berpilin,mencipta episentrum,meluruh angkuh pemiliknya
selalu..
bilamana terkabul?ah..mungkin terlalu lancang
baiklah..berpenghujung segera kah?
rapuh kian lapuk..
riang terjamin hilang..
bulir makin tak tersampai hilir..
andai tak kunjung akhir
remang terjadikah terang?atau temaram terbentuk padam?
mengusahakan sirna atau menjadikan ada?masih tak mengerti hakikat bunga malam (bukan!) tapi cermin ingin
yg ku tau,indah tapi meracuni
yg ku tangkap,gembira tapi maya
yg ku paham,ini bukan kejadian..
terakhir,
haruskah mencari tau atas makna serupa pengandaian..ilusi,ah lebih parahnya..fantasi
hanya mengikis kuat, melebur rencana lusa
terlelaplah..sepulas mimpi itu sendiri,tertahanlah..sedalam 'andai' itu terbenam
jika tidak
binasa
itu sisanya
Selalu ada pilihan
jika kita tidak bisa bertahan
kita bisa mundur
-jika kita tidak bisa mundur-
-kita bisa menyerah-
jika kita tidak bisa menyerah
kita bisa mati pada saat yg ditujukan
kita bisa mundur
-jika kita tidak bisa mundur-
-kita bisa menyerah-
jika kita tidak bisa menyerah
kita bisa mati pada saat yg ditujukan
benua terpisah..masih
Jika jangkarku menancap erat disini
Apakah pantai kan tetap beranjak pergi?
Surya di ufuk memudar
Hilang bundar di sisa pijar
Dan dalam perahu yang kutumpangi
Untuk menjaga agar lengkap terisi
Hanya tinggal kau dan aku, berdua saja
Karena mereka semua telah terlena
Oleh rona yang mengajak tenggelam di sana
Dan pada bentuk yang kau cari
Apakah warna-warni itu pelangi?
Yang kau sangka lebih berarti
Dari sepucuk puisi yang kuberi
Sedang aku sendiri tetap tak mengerti
Mengapa kita berjumpa di sini
truz?
yg kuingin perjumpaan ini ada ketika nanti sudah saatnya
ah!tapi manusia memang sering salah..
hhaa,tapi aku hanya ingin karangku menjangkar lebih kuat
agar aku tak ingin meninggalkan pantai itu sendirian disana,memeluknya erat-
Apakah pantai kan tetap beranjak pergi?
Surya di ufuk memudar
Hilang bundar di sisa pijar
Dan dalam perahu yang kutumpangi
Untuk menjaga agar lengkap terisi
Hanya tinggal kau dan aku, berdua saja
Karena mereka semua telah terlena
Oleh rona yang mengajak tenggelam di sana
Dan pada bentuk yang kau cari
Apakah warna-warni itu pelangi?
Yang kau sangka lebih berarti
Dari sepucuk puisi yang kuberi
Sedang aku sendiri tetap tak mengerti
Mengapa kita berjumpa di sini
truz?
yg kuingin perjumpaan ini ada ketika nanti sudah saatnya
ah!tapi manusia memang sering salah..
mereka memang hanya menerka
sesuka pikir dan hati bersinergi
menerjemahkan pertanda alam,waktu..
ah bukan!tepatnya menafsirkan
dan sayangnya,terlalu sering meleset..lebih kerap
sesuka pikir dan hati bersinergi
menerjemahkan pertanda alam,waktu..
ah bukan!tepatnya menafsirkan
dan sayangnya,terlalu sering meleset..lebih kerap
hhaa,tapi aku hanya ingin karangku menjangkar lebih kuat
agar aku tak ingin meninggalkan pantai itu sendirian disana,memeluknya erat-
*karang 'badak' yg setia pada rembulan..menungguinya menyabit,,memandanginya purnama
tamparan gelombang semakin membentukmu indah*
tamparan gelombang semakin membentukmu indah*
Separuh hari terduduk..Separuh hari berlari
-dunia rantau-
pengakuan
jauh dari yg dikata mampu
tak sampai dari yg dibilang paripurna
tak ada seujung kuku dari apa yg dipanggil kuat
ingin jatuh..tapi malu
hampir menyerah..namun hati gerah
sebentar berleha..kesaksian mata tak kuasa
sungguh,,baru separuh
bagaimana aku tiada salut?
bagaimana aku berlepas memuji?
dan bagaimana aku mampu mengalih perhatian atas mata atas dan mata tengah,yg tertajam
seribu satu bintang
seribu satu tetesan langit
seribu satu mutiara jingga
seribu satu lelehan hijau muda
terakhir,seribu satu gradasi pelangi..ambillah,yg terindah terjemahan jaring retina
ambillah..untukmu,sesukamu,bahkan seluruh
aku kalah..
sama sekali tak mirip,tepatnya..belum
guru besar sepanjang pertumbuhan,setidaknya binar itu ingin kutanam..keharuan,menatap penjemput kebahagiaan
Langganan:
Postingan (Atom)